Pages

.

Minggu, 07 Desember 2014

Elsa Krasova POPULAR MAGAZINE cewek paling sexy di indonesia yg terkenal di mancanegara !! Hot!!

After the emergence of James Brown's Loaded magazine (regarded as the blueprint for the lad's mag genre), For Him firmed up its editorial approach to compete with the expanding market and introduced a sports supplement. It then went monthly and changed its name to FHM. It subsequently expanded internationally
Elsa Krasova
Popular MODELS models popular Elsa Krasova
Popular COver Popular magazine Fhm Model
POpular MAgazine COver Desember Pictures

Elsa Krasova Indonesian Popular Model


Looks Her Hair Style fom Elsa she fasionable

Hairstyle Trends By Jennie Gandhi
Hairstyle is defined as a style in which hair is cut and arranged. It serves as a mirror to an individual's inner personality and also reflects the social, political and cultural trends of humanity. The length, style and texture of hair greatly influence a person's facial features. Not only women but men also have been possessive about their hair and hairstyles.FHM or For Him Magazine is an international monthly Men's Lifestyle magazine. The magazine began publication in 1985 in the United Kingdom under the name For Him and changed its title to FHM in 1994, although the full For Him Magazine continues to be printed on the spine of each issue. Founded by Chris Astridge, the magazine was a predominantly fashion-based publication distributed through high street men's fashion outlets. Circulation expanded to newsagents as a quarterly by the spring of 1987.[1] FHM was sold from EMAP to Bauer in December 2007.[2]

Sabtu, 06 Desember 2014

Intan Rizky Jaenab Tampil di Majalah Dewasa. Artis Intan Rizky Jaenab

 Artis Intan Rizky Jaenab atau Intan RJ tampil berfoto seksi sebagai cover majalah dewasa, Popular. Penampilan artis Intan Rizky Jaenab sebagai cover majalah dewasa, Popular, kabarnya dibayar dengan kontrak ratusan juta rupiah hanya untuk beberapa pose.
Intan Rizky Jaenab
Namun saat memutuskan menerima tawaran untuk majalah khusus dewasa, Popular, artis dan presenter Intan Rizky Jaenab sempat ditentang orang tua. Sampai akhirnya, dirinya bisa menjelaskan mengenai foto seksinya itu. Intan mengaku sempat berkomunikasi secara intens dengan keluarga sebelum menerima tawaran itu. Sampai akhirnya bisa diterima dengan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi.

Meskipun sering mengundang kontroversi dengan banyaknya foto-foto seksi di berbagai media, artis Intan Rizky Jaenab mengaku tidak takut menghadapi resiko. Begitupun penampilannya sebagai model cover majalah khusus dewasa, Popular edisi terbaru.

"Kalau memang ada seperti itu ya aku akan sedikit menerima ya. Kalau itu dipermasalahkan ya nggak apa-apa, karena banyak majalah yang jauh lebih vulgar seperti yang dijual di lampu merah-lampu merah, dari pada dengan yang aku foto," ujar Intan saat ditemui di acara ultah Asmirandah di Pendopo Kemang, Jakarta, Selasa (5/10) malam.

Galeri Cewek Bispak Terbaru

Buat para penggemar cewek bispak, ada galeri terbaru dari teman ni...download aja kumpulan cewek2 bispak punya teman saya...mau download?? klik aja di sini... Atau teman2 ingin melihat kumpulan foto-foto cewek bispak paling seksi yang pernah ditampilkan di situs ini? download aja kumpulan foto cewek bispak paling seksi di sini...

nb: ketika akan download, anda akan dibawa di sebuah halaman, isikan saja nama dan email anda lalu sign up, setelah itu ada halaman lagi, klik saja tulisan di atas "clik here to continue", maka setelah itu anda baru bisa men-download foto-foto cewek bispak paling seksi yang pernah kita tampilkan. Selamat menikmati...

Jumat, 05 Desember 2014

Rahasia Gelap 10 Selebriti Yang Selama Ini Belum Terungkap...!!

Ternyata seorang selebriti, yang kaya dan terkenal, adalah seorang manusia biasa yang juga memiliki rahasia gelap dari masa lalu mereka. Rahasia itu sebagian besar dari orang tua mereka, pekerjaan dan kisah cinta yang aneh. 


Lucy Liu
Saat masih bocah, ia bekerja di pabrik

Charlize Theron
Ibunya membunuh ayahnya di depan matanya

Selama bertahun-tahun, Charlize dalam wawancara selalu menyebutkan bahwa "ayahnya tewas dalam kecelakaan mobil ketika ia berusia 15 tahun"  lalu mengubah pembicaraan. Kebenarannya adalah "Di peternakan, ayahku sering mabuk dan datang bukan hanya dengan tinjunya, tetapi dengan pistol di rumahnya dan mengancam kita dengan itu. Suatu hari, dia benar-benar menarik pelatuk, tetapi ibu di saat terakhir mampu merebut pistol tsb lalu menembaknya ... "

Leighton Meester & Boris Moiseev
Keduanya lahir di penjara

Siapa yang akan mengira bahwa bintang-bintang acara "Gossip Girl" Leighton Meester dan Boris Moiseyev memiliki sesuatu yang sama! Mereka berdua lahir di penjara. Ibu Leighton dijatuhi hukuman 10 tahun penjara karena penyelundupan narkoba, sedangkan ibu Boris merupakan tahanan politik.

Lera Kudryavtseva
suaminya yang kedua masuk penjara karena perkosaan dan perampokan

Jack Nicholson
Kakaknya ternyata adalah ibunya.


Diungkap oleh Majalah Time pada tahun 1976 bahwa kakak Jack Nicholson sebenarnya adalah  ibunya sedangkan perempuan yang dianggap ibunya justru adalah neneknya.

Terry Hatcher
Pernah diperkosa oleh pamannya

Toby Maguire
Ayahnya perampok bank

Oprah Winfrey
Punya anak saat berumur 14 tahun

Angelina Jolie
Mantan kekasih aktris menjadi ibu baptis dari bayi kembarnya.


Dua aktris Jenny Shimizu dan Angelina Jolie ternyata lebih dari sekedar teman. Mereka juga mantan kekasih dan mereka mengatakan mereka masih memiliki ikatan emosional yang kuat antara mereka. Ikatan ini begitu kuat sehingga Angelina bahkan telah meminta Jenny untuk menjadi ibu baptis dari bayi kembarnya.

Woody Allen
Menikahi anak tirinya

Kamis, 04 Desember 2014

Miss Thailand hot bikini photos

Miss Thailand

Miss Thailand

Miss Thailand

Miss Thailand

Rabu, 22 Oktober 2014

Nina Tante Seksi Sebelah Rumah

Bugi, Gono, Adon, Feri dan Coki baru saja menggelar ‘konser’ di kamar Coki. ‘Konser’ menurut kamus mereka adalah menonton setumpuk DVD porno.

“Sialan, kenapa lu ngajak ‘konser’ pas gue lagi jomblo? Mana di sini sama sekali gak ada cewek,” gerutu Adon sambil mengelap jidatnya yang berkeringat. “Gue butuh pelampiasan nih,” tukasnya lagi sambil mengelus kont*lnya yang ngaceng di balik celana bermudanya.

“Sayang Mbak Suti udah pulang,” desah Coki. “Biar cuma babu cuci dan giginya berantakan, tapi bodinya mak! Gak kalah sama J-Lo. Pantatnya itu lho kalo jalan megal-megol!”

“Yah, selera lu kok gak mutu gitu,” cela Gono sambil pringas-pringis. “Gue mana bisa nafsu sama cewek jelek.” Cowok paling ceking ini sedang berusaha mengecilkan kont*lnya yang membengkak dengan menempelkan bagian depan celananya yang menggembung pada sekaleng bir Guiness hitam dingin.

“Eh, kalo lagi nafsu gini mau cewek kayak apa kek yang penting dia punya lobang yang bisa dimasukin,” sahut Bugi sambil ngiler usai melihat-lihat cover DVD yang seronok.

“Tul, biar muka kayak setan yang penting legit kayak ketan,” timpal Coki mencoba sedikit bertamsil.

“Lha, trus sekarang kita kudu ngapain? Ke diskotek, panti pijat atau lokalisasi? Gue lagi bokek. Lagian kalau pas ada razia kan konyol. Pokoknya malam ini gue kudu nyolok,” ujar Adon.

“Oh, gue tahu! Lu pada inget sama cewek yang tinggal di rumah belakang gak? Yang sombong itu lho. Yang gue panggil tapi dia malah melengos.”

Karena masih mabuk film porno, empat temannya hanya manggut-manggut tanpa tenaga. Feri yang pendiam malah masih merengut. Ia tidak puas dengan enam film yang mereka tonton. Bukan karena cerita atau pemainnya – buktinya kont*lnya paling mekar diantara yang lainnya, tapi sudut pengambilan gambar yang membuatnya jengkel. Maklum, si bongsor ini adalah mahasiswa IKJ jurusan penyutradaraan.

“Namanya Nina. Sebenarnya mukanya sih nggak cantik-cantik amat, tapi bodinya seksi. Kulitnya putih mulus. Pahanya jenjang en payudaranya sekel. Eh, pas tahu gue pelototin bodinya dia malah maki-maki gue. Heran, kalo nggak mau ditonton ya jangan ngasih kita tontonan dong. Dia jual mahal karena dulunya pernah jadi simpanan bule. Mending bulenya cakep. Udah tua, gendut, gundul lagi.”

“Wah, panjang umur dia,” gumam Bugi sambil melongok jendela. “Cok, itu kan yang namanya Nina?”

Keempat temannya segera menghambur ke jendela. Dari lantai dua, mereka bisa melihat gundukan kembar yang mengintip dari belahan blus rendah, paha mulus jenjang dan goyang pantat Nina yang membius. Jakun mereka naik turun dan menghasilkan bunyi glek keras. Lalu semuanya saling pandang. Seakan memiliki kemampuan men-scan isi otak empat sohibnya yang kotor, Coki langsung mengajak mereka menyelinap ke rumah kontrakan di belakang. Kebetulan Nina memang tinggal sendirian. Tapi ada syaratnya…

“Gue gak mau masuk penjara. Jadi kita harus bikin dia mau main karena suka sama suka.”

“Yaa repot amat. Masa kudu pake rayuan dulu?” omel Adon.

“Gak repot asal ngikutin cara gue. O, ya satu lagi. Karena gue yang kasih tahu kalian, berarti gue dapat giliran pertama. Dan lu, Fer, lu bisa mewujudkan impian lu. Bawa handycam lu.”

Feri memang tak pernah lepas dari handycamnya. Wajahnya yang berjerawat langsung berseri-seri. Ia mendekati Coki lalu berbisik-bisik seperti seorang sutradara yang sedang berdiskusi dengan penulis skenario.

Setelah celingukan ke sana-kemari, mereka memanjat pagar kecuali Gono. Ia tetap berada di luar pagar untuk membunyikan bel agar Nina mau keluar. Mulanya Gono enggan, takut dirinya dilupakan dan ditinggal oleh teman2nya. Tapi setelah Coki meyakinkannya, ia mau juga menjadi pancingan.

Ting Tong. Ting Tong. Ting Tong. Ting Tong.

Nina mengintip dari balik korden. Ia mengerutkan keningnya melihat cowok tak dikenal memencet bel rumahnya dengan getol. Dengan jengkel ia membuka pintu, mulutnya baru saja membuka untuk mengomeli Gono saat sebuah tangan membekap mulutnya dan ada tangan-tangan lain meringkus tangan dan kakinya. Dalam waktu singkat, Nina sudah digotong masuk ke dalam kamar tidurnya sendiri. Sedangkan sesuai janjinya, Coki tak lupa membukakan pintu untuk Gono. Kerjasama Coki dan kawan-kawan tak kalah baik dengan kawanan tentara bayaran di film-film Hollywood saat menjebak teroris. Nina mendelik begitu mengenali Coki. Berbagai makian terlontar, tapi tak jelas terdengar karena mulutnya dibekap.

“Diam, sayang. Kalau lu terus memaki-maki gue, nanti akibatnya tambah fatal,” ujar Coki sambil mengunci pintu kamar.

Kemudian Coki meminta teman-temannya untuk menelanjangi Nina. Bugi yang kesal karena tangannya digigit Nina hingga berdarah langsung menjejalkan celana dalam nylon putih berenda ke dalam mulut sang empunya celana. Gadis itu tidak diikat karena kedua tangan dan kakinya terus dipegangi. Bugi yang duduk di dekat kepala Nina memegangi kedua tangan Nina, sedang Adon dan Gono duduk di samping kiri-kanan Nina sambil mementangkan kaki gadis itu dengan selebar mungkin. Usaha mereka tidak mudah karena gadis itu terus meronta-ronta. Sementara itu Feri sudah sibuk dengan handycam-nya, lensa handycam terus terarah pada lekuk tubuh Nina.

“Begini, kita punya penawaran. Kita kasihan melihat lu tinggal sendirian tanpa pacar apalagi suami. Lu pasti sering masturbasi kalau lagi kesepian. Apalagi umur lu masih muda, belum nyampe tiga puluh. Cewek umur segitu kan lagi horny-hornynya,” ujar Coki sambil mengelus selangkangan Nina yang tak berambut, sepertinya habis di-wax. “Jadi kita bisa saling memuaskan. Win-win solution lah.”

Nina menggeram marah. Ia melotot sambil menggeleng keras saat payudaranya diremas-remas Adon dan Gono.

“Kalau kami nggak bisa membuat lu orgasme dalam waktu sepuluh menit, kami akan minta maaf, keluar dari sini dan nggak bakalan ganggu lu lagi selamanya. Lu sendiri nggak boleh bilang siapa-siapa tentang kejadian ini atau rekaman gambar bugil lu akan nongol di internet. Tapi kalau lu sampai teriak-teriak enak, maka lu harus mau melayani kami berlima,” ujar Bugi sambil memiting kedua tangan Nina.

“Pelan-pelan. Kalau tangannya sampai keseleo atau patah kan nggak seru,” tukas Coki menyabarkan Bugi. Bugi menurut dan mengendorkan pitingannya.

Nina mulai gemetar. Sorot matanya tak segarang tadi. Agaknya ia tidak yakin bisa melewati sepuluh menit dengan selamat. Jujur saja apa yang dikatakan Coki tadi benar. Ia memang kesepian dan hampir tiap malam bermasturbasi, kadang sekali, kadang sampai tiga kali. Ia ingin bercinta lagi, tapi hanya dengan orang yang benar-benar dikenalnya.

Tanpa menunggu jawaban Nina, Coki mengambil posisi di depan selangkangan Nina. Tubuh Nina mengejang saat lidah Coki mulai menjilati klitorisnya. Tapi sesudahnya ia diam, meronta pun tidak. Ia hanya merintih pelan sambil berusaha menahan agar nafsunya jangan sampai meledak. Namun bukan hanya Coki yang bekerja, Adon dan Gono terus meremas dan melumat buah dada bulat kenyal dengan lapar. Sesekali keduanya memuntir dan menggigiti puting cokelat muda yang menggemaskan itu. Sedangkan Bugi menggesek-gesekkan kont*lnya yang keras di balik celana selututnya pada ubun-ubun Nina.

Dada Nina naik-turun. Nafasnya mulai memburu. Dengan lembut dan tak terburu-buru Coki melumat bibir bawah Nina. Dijilatinya klentit yang sudah mengeras itu dengan perlahan, sesekali menelusurinya dengan ujung lidahnya. Coki pernah membaca di sebuah majalah kalau klentit sisi sebelah kanan lebih sensitif dari sebelah kiri karena syaraf pada pada sisi kanan berhubungan langsung pada kandung kemih. Jari telunjuk Coki juga sudah mengelus dan menekan dinding atas vagina, persisnya pada permukaan halus yang mirip spons. Menurut buku seks yang dibacanya, tempat itu yang dinamakan G-spot.

“Lima menit lagi,” ujar Feri dengan suara serak. Tangannya yang memegang handycam sudah berkeringat. Ia ingin sekali ikut meremas dan menjilati tubuh Nina, tapi merekam dokumentasi langka seperti ini lebih penting baginya. Toh nantinya ia juga dapat giliran.

Nina memandangi jam dinding dengan pasrah bercampur cemas. Kalau saja ia punya kemampuan untuk memajukan jarum menit dari jarak jauh, tapi yang bisa dilakukannya hanyalah terkapar tanpa daya. Payahnya lagi tubuhnya mulai menggigil oleh hujan serangan dari cowok-cowok yang usianya sekitar sepuluh tahun lebih muda darinya. Sudah lama ia tidak disentuh laki-laki, sekarang malah ada lima meski yang satu sibuk dengan handycam. Astaga! Nanti rekaman itu akan dikemanakan? Eh, apa mereka membawa kondom? Kalau dia sampai hamil gimana? Untung saja hari ini sudah lewat masa suburnya.

“Dua menit lagi,” ujar Feri sambil merekam kehebatan kerja lidah Coki dari jarak dekat. “Lu benar-benar hebat, man. Belajar dari mana sih? Tapi jangan lama-lama nanti sepuluh menit keburu lewat,” bisiknya.

Coki hanya melirik dan mengedipkan matanya. Mendadak ia mempercepat gosokan sambil sedikit menekan G-spot dan mengenyot kacang basah itu dengan mantap. Nina mengerang dengan mata terpejam lekat sehingga dahinya berkerut dan kedua alisnya menyambung jadi satu.

“Suara lu seksi. Bikin adik gue tambah gede,” bisik Bugi sambil menyeringai.

Nina menggigit bibirnya untuk menahan teriakan-teriakan keluar dari mulutnya. Namun rasa nikmat sudah menguasai sekujur syaraf tubuhnya. Kakinya yang sejak tadi diam mulai kembali bergoyang-goyang. Begitu pula tangannya.

“This is it, Cok! She’s coming!” seru Bugi riang.

Mendengar kata ‘coming’, Nina berusaha mengendurkan syaraf-syarafnya, tapi Coki sudah membuatnya gila. Perut bawahnya mulai mengejang dan rasanya ingin meledak. Ia menggeliat untuk menahan ledakan, tapi terlambat. Seiring erangan keras, matanya melotot dan kedua kakinya menjejak ke udara dengan keras hingga nyaris terlepas dari cekalan Adon dan Gono. Bugi mencopot sumbatan mulut Nina dan berbisik, “bilang enak dulu kalau nggak, dia nggak akan berhenti ngemut klentit lu.”

Namun Nina hanya mengerang-erang sambil menggelinjang ke sana-kemari. Ia berusaha melepaskan diri dari Coki, tapi lidah dan jari Coki terus melekat dengan mantap.

“Ss… sudah… su… dah… please… tol…long…,” desis Nina setengah menangis.

“Bilang enak dulu,” perintah Bugi.

“E… enak… en…nak…”

“Yang keras!”

“Enak! Enaaak!”

Baru Coki berhenti. Sekitar bibir dan hidungnya basah mengkilap, tapi ia tampak senang. Dengan wajah berseri-seri, ia membuka pakaian hingga telanjang. Begitu pula yang lainnya termasuk Feri yang akhirnya mau juga menaruh handycam-nya.

Dengan napas tersengal-sengal Nina terbaring lemah. Ia hanya bisa melihat Coki merangkak mendekatinya dan langsung menghujamkan kont*lnya ke dalam vagina yang basah dan licin. Nina merintih saat klentitnya yang bengkak dan masih sensitif terasa pedas tergesek rambut kemaluan Coki yang tajam. Coki sendiri terus menghantam pantatnya ke selangkangan Nina sambil melumat bibir Nina dengan rakus. Nina memalingkan wajahnya begitu merasakan lendir vaginanya sendiri, tapi Coki memegangi pipinya dengan erat dan terus mengobok-obok gusi dan dinding mulut Nina dengan lidahnya. Setelah puas mentransfer ludah mulut bawah Nina ke mulut atasnya, kedua tangan Coki sibuk meremas pinggul dan payudara gadis itu dengan keras hingga Nina kesakitan. Sepertinya kesabaran Coki dalam menghadapi klentit, hilang tak tersisa.

Bugi, Adon dan Gono asyik menonton sambil mengelus-ngelus kont*l mereka. Bugi yang mendapat giliran kedua sudah siap di samping ranjang sambil menyuruh agar Coki jangan lama-lama. Coki yang memang sudah hampir selesai segera mempercepat kayuhan pantatnya dan ia menggeram sambil meremas buah dada Nina dengan keras. Crot! Crot! Crot! Nina begitu kesakitan hingga air matanya menggenang. Ia tidak mengalami orgasme lagi karena tubuhnya belum pulih dari ledakan kenikmatan tadi apalagi remasan tangan Coki menyakitinya.

Bugi langsung maju menggantikan tempat Coki. Ia menyeringai melihat Nina menggeleng pasrah.
“Jangan takut, sayang. Biarpun tangan gue lu gigit sampe berdarah, gue bakal bikin lu menjerit-jerit keenakan.”

Nina memang langsung menjerit kecil saat kont*l Bugi menerobos masuk dengan paksa. Apalagi setelah kedua kakinya yang panjang diangkat dan disampirkan pada pundak Bugi. Kont*l Bugi langsung melesak masuk menumbuk G-spotnya dengann telak. Teriakan kesakitan Nina berubah menjadi lolongan nikmat saat Bugi menghentak-hentakkan pantatnya. Kedua tangan Nina menarik-narik seprai hingga hampir robek.

Feri terus merekam dari berbagai sisi. Sedangkan Adon dan Gono mengomentari gaya Bugi dengan kagum seperti komentator yang sedang memuji-muji gocekan Ronaldinho di depan gawang lawan. Coki tampak sirik dengan keberhasilan Bugi merangsang Nina. Gadis itu seperti lupa kalau sedang diperkosa. Ia tampak begitu menikmati kocokan Bugi hingga ikut menghentakkan pantatnya dan berulang kali berteriak ‘Yes! Oh, yes! More… more!! Ughh! Enaaak! Agh… Yes! Enaaak!!”

Akhirnya dengan kepala mendongak, Bugi menggeram seperti ****** herder milik Pak RT. Cairan hangat menyembur-nyembur dari kont*lnya ke dalam rahim Nina dan kedua tangannya mencengkeram payudara sambil memuntir puting Nina. Pinggul Nina masih terus bergoyang, teriakannya juga masih jalan terus. Rupanya kont*l Bugi yang tinggal setengah mekar masih cukup keras menyodok-nyodok G-spot nya. Selang sepuluh detik kemudian giliran Nina mengerang panjang lalu tubuhnya terkulai lemas. Ia mengangguk pelan pada Bugi sebelum memejamkan matanya.

“Eh, siapa yang suruh lu tidur. Belum selesai, sayang,” tukas Adon sambil menarik Nina bangun.

Adon si gempal menyuruh Nina duduk di pangkuan menghadapnya. “Busyet! Lu becek banget,” tukas Adon setengah mengeluh saat cairan vagina bercampur sperma dua temannya tumpah membasahi paha dan buah zakarnya. Kont*l Adon sudah berdiri dengan kerasnya hingga tak perlu bantuan tangan lagi untuk memasuki lubang vagina Nina.

Nina menahan napas saat vaginanya kembali ditembus kont*l sekeras kayu. Anak-anak kuliahan ini benar-benar berbeda dari Albert Withers, expat Aussie yang dulu memeliharanya. Kont*l Albert memang besar, tapi tidak sekeras milik mereka. Mungkin karena sudah berusia lima puluh tahun maka kont*l bule itu tidak lagi mengacung ke langit tapi membentuk sudut sembilan puluh derajat dari paha.

Adon memegangi pantat Nina dan menaik-turunkannya seiring ia menggoyang pantatnya. Nina yang lemas berusaha bersandar pada tubuhnya, tapi malah didorongnya menjauh hingga kepalanya terayun ke belakang. Satu tangan Adon melepas pantat Nina untuk menyangga punggung Nina. Bibirnya yang tebal menyelomot payudara Nina yang berayun di depan wajahnya. Mata Nina kembali terpejam dan ia mengerang. Semua rangsangan ini membuat liang senggamanya berkedut dan mengeluarkan cairan lagi. Tapi erangannya lembut setengah mendesah, tak sekeras saat kont*l Bugi mengocoknya. Tapi lama kelamaan ia mulai merintih nikmat karena klentitnya kembali mengembang setelah tergesek dengan rambut kemaluan Adon. Ia mulai menggelinjang sehingga tubuhnya oleng dan hampir jatuh rebah ke kasur. Tapi Adon menariknya kembali dan tubuh mereka yang basah karena keringat saling menempel. Adon memeluk Nina dengan erat dan menekan tubuh Nina kuat-kuat sebelum menyemburkan spermanya.

Nina yang baru saja dibaringkan Adon langsung disuruh nungging oleh Gono. Dengan sekali hentak, kont*l Gono langsung masuk. Nina mengerang sambil meringis. Meski tidak begitu panjang, tapi kont*l buntek ini berdiameter cukup besar sehingga memenuhi liang vaginanya seperti lepet yang menuh-menuhin bungkusnya. Satu tangan Gono mengobel-ngobel payudara Nina dan yang satunya mengilik-ngilik klitoris Nina. Gadis itu terus menggelinjang dan merintih nikmat setelah mengalami lima orgasme kecil berturut-turut. Gono sendiri memejamkan mata menikmati kont*lnya dikenyot liang vagina yang tak henti berkedut.

Coki, Bugi dan Adon menggoda Feri yang terus saja asyik merekam. Seolah tak mendengar ejekan temannya, Feri malah mendekati Gono dan membisikinya sesuatu. Gono menoleh tanpa berhenti mengayun pantatnya. Pandangan takjub Gono membuat tiga penonton saling pandang dengan penasaran. Tapi Feri dan Gono tak mau menjawab pertanyaan yang diberondongkan mereka. Dengan santai Gono menarik tangannya dari klentit Nina. Tangannya mengkilat oleh cairan vagina bercampur sperma tiga temannya. Lalu ia mengoleskan cairan di tangannya ke bibir anus Nina. Nina yang sejak tadi mengerang-erang langsung terkesiap. Ia melonjak kaget bahkan berusaha melepaskan diri, tapi Gono memegangi pantatnya dengan erat. Dengan dua jari, Gono menguwek-uwek bibir anus berwarna merah muda itu hingga melembut. Anus Nina makin berkerut-kerut karena kegelian. Sentuhan pada anus rupanya membuat Nina semakin panas dan meremas kont*l Gono kuat-kuat. Bersamaan dengan jeritan Nina, Gono juga berteriak. Cairan hangat kembali membanjiri lubang vagina Nina.

Nina ambruk ke atas seprai yang bau dan basah kuyup oleh cocktail keringat, cairan vagina dan air mani. Matanya yang hampir terpejam segera melotot begitu melihat kont*l Feri yang berukuran super melintas di depan hidungnya. Tanpa disadarinya tubuhnya gemetar dan lubang vaginanya terasa ngilu sebelum ditembus kont*l pejantan terakhir. Feri menitipkan handycam-nya dulu pada Coki dan mulai mendekati Nina. Ia duduk bersandar di headboard ranjang dan menarik tubuh Nina yang tergolek di hadapannya. Dimintanya Nina duduk di pangkuannya, tapi tidak seperti Adon tadi kali ini Nina memunggunginya. Kaki Nina dipentangkan lebar dan ditaruh di atas kedua lutut Feri. Dengan perlahan, Feri memegangi pinggang ramping Nina. Diangkat dan diturunkannya tubuh gadis itu hingga kont*lnya menusuk masuk ke dalam vaginanya. Ninah mendesah puas. Namun baru saja mem*knya meremas-remas gada raksasa itu, ia kecewa. Tiba-tiba Feri saja mengangkat tubuhnya dan melepaskan kont*lnya. Apa karena terlalu becek? Nina ingin bertanya, tapi malu. Lagipula Feri kembali menurunkan tubuhnya.

Nina menjerit kesakitan. Ternyata kont*l besar itu menghujam lubang anusnya setelah mencelup lubang vaginanya untuk mendapat lubrikasi. Ia meronta dengan sisa-sisa tenaganya, tapi sia-sia. Feri terus menarik pundak Nina ke bawah. Tubuh Nina melengkung karena menahan nyeri saat seluruh kont*l Feri masuk ke lubang anusnya. Baru kali ini anusnya diperawani, sialnya dengan kont*l sebesar ini. Feri diam sejenak dan meremas-remas payudara Nina dengan lembut. Ia juga membisiki Nina dengan berbagai pujian dan rayuan. Usahanya menenangkan Nina berhasil, gadis itu akhirnya berhenti berontak dan menyandarkan tubuhnya dengan pasrah. Feri mulai menaik-turunkan tubuh Nina. Satu tangannya beranjak meninggalkan payudara dan menelusuri perut rata Nina menuju klitoris Nina yang sudah memerah.

Nina menggelinjang saat jari telunjuk Feri menggaruk sembari memutar-mutar kacangnya. Payudaranya berguncang sehingga membuat empat penonton kembali ngos-ngosan karena pemandangan merangsang ini membangunkan senjata pribadi mereka. Coki yang tidak tahan menyerahkan handycam pada Bugi dan merangkak maju mendekati Nina. Protes teman-temannya tidak dipedulikannya. Rupanya ia masih kesal mengapa Nina tampak begitu menikmati kont*l teman2nya, tapi tidak miliknya.

Telunjuk Coki menyelonong masuk ke dalam liang vagina Nina dan mengobok-obok G-spotnya dan mulutnya menerkam salah satu payudara Nina. Nina mendesis-desis sambil memandangi Coki. Pandangannya seperti orang fly, ya gadis itu sedang terbang di dunia fantasi. Cairan vagina yang terus keluar mengalir ke anus membuat gerakan kont*l Feri semakin lancar. Kaki Nina mengejang dan teriakan lantang pun menyusul hingga Coki harus membekap mulut Nina. Dua tangan Coki berada pada dua mulut Nina. Feri terus memompa lubang Nina tanpa ampun. Ia belum juga ejakulasi meski tubuh Nina sudah terkulai lemas. Akhirnya crrott…crott…crot…crot. Semburan panas mengisi lubang anus Nina hingga ia terlonjak.

Bermain selama lima ronde berturut-turut membuat tenaga Nina habis. Begitu Feri melepaskannya, ia roboh tanpa bisa berkata-kata lagi. Ia baru membuka mulutnya setelah Adon kembali meraba payudaranya. “Besok… besok lagi saja, ya…,” ujarnya memelas dengan lirih

Senin, 20 Oktober 2014

Kenangan di bekas tempat kosku



Tahun 1996, aku baru saja akan memulai semester baru di sebuah perguruan tinggi negeri di Jogjakarta, liburan semester panjang baru saja selesai ku lalui di Kota Hujan Bogor di rumah kedua orang tuaku.
Liburan yang menyenangkan, yang memberikan kesan pertama seksualku di kota bogor, bersama dengan teman-teman smu ku dulu.Aku sebenarnya enggan untuk kembali ke kosanku, aku masih ingin menikmati dan menambah pengalaman seksualku, yang selalu membuatku merasa ketagihan.
Saat kembali ke kamar kosku, terlihat kamarku begitu rapih, sama seperti pertama kali ku tinggalkan saat selesai menyelesaikan uas semester genapku.
Tak lama terdengar suara wanita tertawa di luar kamarku, aku bergegas keluar, ternyata ada penghuni baru di kontrakan kosku. Sambil berpura-pura ke kamar Andi, aku memperhatikan kamar lisa yang kulewati. Lalu lisa teman kosku memanggilku.
"Tom, kenalkan ini Santi anak baru di kosan kita ". sahut lisa teman kosku yang sudah tinggal 1 tahun lebih di kamar itu.
"Tommy," sahutku sambil mengulurkan tanganku
"Santi " sahutnya sambil menjabat tanganku diiringi senyum manisnya.
"Dia anak hukum tom, semester 5 sekarang " lisa bercerita tentang santi
"ooh.. aku di ekonomi, sekarang semester terakhir," sahutku
"udah nyusun?" tanya santi
"belum, masih ada 15 sks yang harus ku ganti dulu " jawabku.
Singkat cerita kami mulai bercerita tentang diri kami masing-masing, aku tak henti-hentinya menganggumi kecantikan santi, wanita asal jakarta, saat itu ia baru saja menginjak umur 20 tahun.
Tubuhnya putih mulus, payudaranya terlihat indah ditutupi kaus singlet berwarna putih, pahanya terlihat putih terawat, dia sangat seksi dengan penampilannya kaus singlet putih di teruskan oleh celana pendek berpola kotak-kotak miliknya.
Tak terasa si jagur milikku mulai terasa bangun karena tak henti-hentinya aku memperhatikan tubuh indah santi.
Keesokan harinya, seperti biasa aku menyalakan motor bebek astrea hitamku untuk menuju kampus, saat motor keluar dari pagar rumah kosanku, terdengar suara halus wanita mencegahku untuk pergi.
"tunggu " sahutnya, "boleh aku ikut ?" tanya santi yang baru saja kusadari dia telah berdiri di depan pintu. Tak lama kemudian ia duduk di belakangku, tangannya melingkari pundakku.kamipun bergegas menuju kearah kampus.
Selang 1 bulan kemudian, tak terasa hubunganku dengan santi semakin akrab, kami sering kali bercanda satu sama lain, aku merasakan getaran rasa suka yang hadir di kalbuku. Selepas uts, saat itu seorang teman kosku ulang tahun, ia memutuskan untuk mengadakan pesta kecil di kosanku, tentu saja ku sambut dengan riang, memang salah satu kebiasaan di kosanku adalah mengadakan pesta minum-minuman keras. Hampir seluruh penghuni 20 kamar di kosanku, sangat menggemari minuman keras, tak terkecuali para wanitanya. Maklum, kosanku memang terkesan bebas, pemiliknya hanya datang 1 bulan sekali untuk mengambil setoran sewaan kamar kami.
akhirnya malampun tiba, Doni membawa beberapa botol minuman keras, aku menyumbang 2 botol ukuran sedang Jack Daniel's yang kudapat dari teman-temanku di clubing, Andi menyumbang beberapa gram daun kenikmatan.
Akhirnya kamipun mengadakan pesta kecil untuk doni, lisa ikut serta, dan sungguh mengejutkan, Santi pun ikut serta,saat minuman habis, Doni mengeluarkan lagi cadangan simpanannya, begitu juga dengan diriku, kembali pesta kami lanjutkan, kami tertawa - tawa, sambil mendendangkan beberapa lagu dengan gitar butut milik Rudi.Terasa kepala mulai terasa berat, aku telah menghabiskan beberapa minuman keras, dan 2 linting daun haram bawaan andi, terlihat mata santipun mulai memerah, menandakan ia mulai on, satu per satu teman teman kosku mulai tumbang ke kamarnya masing masing, akhirnya aku memutuskan untuk naik ke atas menuju kamarku, yang terletak di lantai 3.
Didalam kamar, saat mulai kurebahkan tubuhku, terasa tak hanya kepala yang mulai berat, namun hasrat seksku mulai muncul, hasrat yang telah terpendam kurang lebih 3 bulan terpendam sejak aku meninggalkan kota bogor, pada saat liburan, hampir setiap hari kusalurkan hasratku kepada imel teman sekolahku dulu. Ia adalah wanita pertama yang memperkenalkanku kepada hasrat seksual.
Tak terasa hampir setengah jam aku termenung, sambil menikmati susu ultra yang tersisa tinggal 1 dus di kamarku, ini caraku untuk menurunkan kadar alkohol di dalam tubuhku, dan memang selalu berhasil, namun ternyata tidak untuk hasrat seksku. Pikiranku melayang sejenak, terlintas wajah Santi yang cantik menggugah anganku.
ku lihat jarum jam menunjuk tak jauh di bawah angka 2, sudah hampir 1/2 3 pikirku, tapi karena esok adalah hari libur aku tak perduli.
Telingaku mulai menangkap keheneningan di luar kamar kosku, menandakan para penghuni kosku mulai terlelap tidur dikamarnya masing-masing.
Saat ku langkahkan kakiku menuju tangga, untuk mengambil air putih di dapur bawah, pikiranku iseng untuk menuju kamar Santi yang berada di ujung lorong, saat ku coba membuka pintunya ternyata tidak di kunci.
Kumasuk kamar Santi, ku dapati tubuh santi tengah tergeletak di kasur, tubuh indahnya tergambar rapih di terangi oleh lampu kamar yang tidak di matikan, darahku mulai terasa naik ke otak, saat ku perhatikan dadanya yang membusung, seakan aku dapat membayangkan apa yang ada di balik kaos hitamnya itu.
Ku dekati ia, sesaat kuperhatikan wajahnya yang cantik, terlihat seperti lelah karena minuman yang telah di tenggaknya sekitar 4 jam yang lalu.
Pikiranku mulai menginginkan untuk menikmati setiap bagian yang ada di hadapanku. Aku mulai mendekati, tanganku bergerak membelai rambutnya yang panjang sebahu, wajahku mulai mendekatinya, ku coba untuk mulai menikmati bibir indahnya yang terkatup rapat, terdengar suara dengkuran dari tenggorokannya.
Kudaratkan bibirku di bibirnya, perlahan ku permainkan bibirnya, bagian atas dan bawah, bibir santi mulai membuka di luar sadarnya, seakan-akan memberikan keleluasaan bagiku untuk semakin menikmatinya,
posisiku mulai tertidur di sampingnya, lidahku mulai mempermainkan rongga mulutnya, terdengar suara santi yang mulai mendesah,Saat santi membuka matanya, ia mendapatiku telah berada di sampingnya, mulutnya tersenyum, lalu kami melanjutkan ciuman kami,
Tanganku mulai mencoba menyingkirkan selimut yang menutupi bagian bawah santi, tanpa ku sangka, ternyata santi hanya menggunakan celana dalam saja, terlihat pahanya putih mulus, menggambarkan keindahan sang pemiliknya, ku raba dan ku elus pahanya, Santi hanya mengerang,
Tanganku mulai bergerak naik, dan mencoba menyusup ke balik celana dalam milik santi, Mata santi terpejam, ia membiarkan tanganku mulai memasuki daerah terlarang miliknya, ia seakan-akan menerima apa yang aku lakukan.
Aroma alkohol di mulut santi membuat hasratku makin menggebu-gebu untuk menidurinya, ciumanku makin kulancarkan ganas dan liar, santi membalasnya.
Jari-jari tanganku memainkan daerah kewanitaan milik santi, terasa rambut halus berada di sekitarnya, namun aku hanya mendapati daerah yang ditutupinya tidak terlalu luas, entah berapa lama kupermainkan liang kewanitaan santi, sampai terasa lendir mulai membanjiri liang kewanitaannya.
Tanganku mulai merayap naik, membuka pakaian yang melekat di tubuh santi, Santi membiarkan dirinya terbuka satu persatu, hingga akhirnya tubuhnya terlihat polos dihadapanku, nafasku kian memburu saat aku telah mendapati tubuh santi telah telanjang, aku mulai melucuti pakaianku satu persatu, hingga kami terlihat bugil bersama.
Aku mulai mempermainkan puting payudara santi yang terlihat agak kemerah-merahan, sesekali ku sapu setiap bagian puting payudaranya, lalu ku gigit sesekali dengan lembut, kemudian ku hisap, tubuh santi menggeliat menikmati setiap gerakan lidahku, mulutku, dan tanganku, tanganku tak henti-hentinya meremas pantat Santi yang terasa kencang dan bulat.
Tubuhnya benar-benar menggairahkan.
"sshhhh mmmppphhhh" suara santi terdengar sesekali,
Mulutku mulai menuruni tubuh santi, ku coba benamkan wajahku di antara kudua pahanya, ku coba ciumi daerah sensitif milik santi,
Nafas santi mulai memburu saat ku permainkan daging-daging diantara kedua pahanya dengan permainanku, ku coba untuk menjilati sisi-sisinya,
Menjilat,menghisap, dan menggigit menjadi menu utama permainan di sekitar kemaluan milik santi, cairan lendir yang keluarpun semakin banyak dari dalam vagina milik santi, terasa batang kejantananku makin mengeras saat mencium bau aroma daun sirih di sekitar kemaluan santi.
Batangku telah menegang sempurna, akhirnya aku mulai menaiki tubuh santi.
"Tom" panggilnya lirih, namun matanya masih terpejam, menikmati permainan lidahku yang mulai beranjak naik kembali menyusuri payudara santi, lalu leher
"Oh .. tommmm,, sshhhh..." desahnya
Saat ku coba menaklukan pertahanan terakhir santi, ku coba memasukan penisku kedalamnya,
"akhhh .... sakit tom.. " teriak kecilnya terdengar
"ssttt !! ntar yang lain bangun" sahutku menenangkannya
entah mengapa aku merasa begitu kesulitan memasukan batangku ke dalam vagina milik santi, rasanya berbeda dengan imel, dulu seperti tidak terlalu sulit memasukan batangku ke dalam vagina imel , pikirku melayang
Akhirnya setelah terus berusaha, akhrnya aku berhasil memasukan seluruh batangku kedalam liang kewanitaan milik Santi.
"aukkkhhhh.... sakitt tom.... akkkhhh, " jerit santi tertahan saat kumasukan seluruh penisku ke dalam liang kewanitaannya,
Kupermainkan pinggulku, menyodok liang senggama santi, berkali-kali, sambil tubuhku menindih tubuh santi.
Payudara santi yang berukuran 34 B, tak henti-hentinya ku hisap dan ku permainkan saat aku mulai menggenjot tubuhnya, gerakan yang diajarkan imel kepadaku saat 3 bulan yang lalu.
"sshhh... ahhh... ohhhh...udahhh tomm.. aku nggak kuat... ssshh .. ahhh... sakit tom.." berulang-ulang santi berucap kepadaku,namun setelah beberapa saat ia mulai mengikuti iramaku, tak lagi ada rintihan yang keluar dari mulutnya, "ahhh..ahhh" hanya desahan lembut yang mengalir deras dari mulutnya.
Matanya kadang terpejam, kadang menatap lembut kearahku, sambil tubuhnya mulai dibanjiri keringat, begitu juga denganku.
Setiap gesekan yang ditimbulkan di dalam tubuh Santi, aku merasakan sensasi nikmat, tak lama kemudian tubuh santi mengejang, tubuhnya seperti menggelepar, kepalanya mendongkak kearah atas, sehingga terlihat lehernya yang putih mulus terpampang di wajahku, tangannya mencengkram kuat kasur, nafasnya tertahan sejenak terdengar lenguhan panjang dari bibir santi "aaahhhhhhhhhh !!!" sesaat kemudian badannya berkelonjotan, terasa ada cairan yang keluar dari liang kewanitaannya, tak lama kemudian tubuhnya melemas, namun aku terus memacu tubuhku, memompa vagina milik santi, seakan-akan aku tak rela melepaskan batang penisku dari liang milik santi, aku memompa cepat tubuhnya.
Kali ini aku mencoba melakukannya sambil setengah berdiri, tubuh santi setengahnya tergeletak di kasur, kakinya melingkar ke pinggangku, aku kembali menghujami penisku ke dalam vagina milik santi.
di luar mulai terdengar suara adzan subuh, memanggil umat islam untuk menjalankan kewajibannya, namun kami masih terlarut di dalam kenikmatan seksual yang tercipta dari goyangan tubuh kami berdua.
hingga akhirnya terasa batang penisku menyemburkan cairan kenikmatan, beberapa kali ku tembakan spermaku ke dalam rahim milik santi, sambil mataku terpejam, wajahku di penuhi keringat, mata santi terlihat sayu, aku melemas tak berdaya, hingga akhirnya aku terkulai di samping tubuh santi yang sudah lemas tak berdaya.
Kulihat ada cairan darah berwarna merah mewarnai seprai kasur santi.
Santi adalah wanita perawan pertama yang kunikmati tubuhnya, ia memberikannya sukarela, ditengah-tengah pikirannya masih di pengaruhi alkohol yang diminumnya.
Namun entah mengapa ada perasaan puas di dalam batinku.
Sejak hari itu, santi sering melayani nafsuku, berkali-kali kami mencuri kesempatan untuk saling menyalurkan libido kami masing-masing.
Lebih dari 1 semester kami melakukannya, hingga akhirnya santi pulang ke jakarta, karena mengikuti keinginan orang tuanya untuk menikah, ia berhenti kuliah karena orang tuanya menikahkannya.
7 tahun berlalu, aku telah melupakannya, hingga suatu saat, saat aku sedang menikmati makan siangku di mal kelapa gading, aku berjumpa dengan santi,
Sejenak kami berbincang - bincang menanyakan kabar, sambil menanyakan sang suami, ternyata ia telah memiliki seorang anak laki-laki bernama surya. setelah selesai kamipun berlalu.
Selang sehari setelah pertemuan itu, sebuah email kuterima dari Santi, saat ku baca isinya, ternyata anak laki-laki surya itu adalah anakku, buah hasil hubungan kami terakhir, ia menceritakan semua, namun ia tak pernah bicara kepada orang tuanya siapa yang menghamilinya, ternyata ia menikah karena ketahuan hamil, buah hubungan kisah cinta kami berdua.

Minggu, 19 Oktober 2014

10 Wanita Paling Cantik di Tiongkok (China)

Konon kabarnya penduduk wanita China lebih banyak dari pria. Nah, dari jumlah tersebut ada 10 wanita paling cantik di negeri Tirai Bambu tersebut. Siapa saja mereka? Langsung cekidot saja pada foto-foto di bawah ini.
1. Jolly An
Jolly An
2. Cao XiWen
Cao XiWen
3. Coco Gu
Coco Gu
4. Deng JiaJia
Deng JiaJia
5. Dong WenSi
Dong WenSi
6. He ZuoYan
He ZuoYan
7. Kan Le
Kan Le
8. Li Qian
Li Qian
9. Liao JianLin
Liao JianLin
10. Liu Yun
Liu Yun
Mereka memang cantik-cantik Gan…

Senin, 18 Agustus 2014

Pegawai Toko Sepatu



Namaku Budi, umur 30 tahun, seorang suami dari 1 orang istri dan 1 orang anak yang baru berumur 2 tahun. Perkawinan kami sudah 3 tahun dan berjalan lancar2 aja semuanya. Aku bekerja di salah satu perusahaan swasta di palembang.

Pada pertengahan juli, aku ditugaskan ke lampung dan berada selama 1 minggu disana. Dari palembang naik kereta api Sriwijaya jurusan kertapati – tanjung karang. Berangkat dari palembang hari senin jam 21.00 dan sampai di lampung hari selasa sekitar jam 7 pagi. Dari stasiun KA langsung mencari hotel di kawasan Jl. Raden Intan, bandar lampung dan akhirnya berlabuhlah aku di hotel A.

Selama 2 hari di lampung sibuk dengan kerjaan dan tidak kepikiran untuk ekse, krn badan dah capek dengan kerjaan. Pada rabu malam, urusan kerjaan selesai sekitar jam 7 malam, sehingga ada waktu jalan-jalan di sekitar hotel. Kebetulan ada Carrefour, Pizza Hut, Gramedia dll. Pada akhirnya aku sampai juga di toko sepatu BATA, pas disamping TB. Gramedia.

Saat itu toko dah hampir tutup, krn dah hampir jam 9 malam. Ketika lagi asyik liat-liat sepatu dan sandal, datanglah salah satu pegawainya menghampiriku, yang belakangan kuketahui namanya Santi (sebut saja begitu – karena ini nama samaran). Anaknya tidak begitu tinggi, mungil, kulitnya sawo matang, toketnya juga gak begitu besar, proporsional aja.

‘selamat malam bapak’ , sapa pegawai itu dengan ramah

‘malam juga mbak’ balasku

‘ada yang bisa saya bantu pak ?’ tawarnya dengan senyum

‘saya hanya mau liat-liat aja mbak, sapa tau ada yang cocok’ jawabku

‘silahkan dipilih pak sandalnya, karena sekarang juga lagi ada diskon’

‘oh ya ? ada diskon ya ? kebetulan saya gak punya sandal mbak, kemana-mana pake sepatu. Ini aja pake sandal hotel’ kataku sambil menunjukkan sandal hotel A yang aku pakai.

‘ooo..nginap di hotel A ya pak ? memangnya bapak dari mana?’ tanyanya

‘iya mbak..Aku memang menginap di hotel A, gak jauh dari sini. Aku dari palembang, baru sampe lampung kemarin pagi. Biasa…ada kerjaan’ jawabku

‘udah mau tutup ya mbak ?’ tanyaku selanjutnya, krn kulihat beberapa pegawai yang lain mulai memasukkan keranjang sepatu ke dalam toko.

‘iya pak, kita tutup jam 9 malam, tapi kalo masih ada pembeli, kita tetap layani’ jawabnya. Saat itu memang aku liat masih ada sekitar 5 pembeli lagi yang lagi meliat dan mencoba-coba sepatu dan sandal.

‘mbak udah lama kerja disini ?’ tanyaku sok akrab

‘sekitar 7 bulan pak’ jawabnya

‘asli lampung ?

‘iya pak, saya asli lampung’ jawabnya lagi

‘rumahnya jauh dari sini?’ tanyaku lagi, krn setelah diliat2, neh anak lama2 lumayan juga neh buat nemenin aku di hotel hehehehehe

‘gak terlalu jauh kok pak, sekitar 20 menit dari sini’ jelasnya

‘umurnya berapa mbak?’ selidikku

’22 tahun pak’ jawabnya pendek

‘kalau pulang kerja malam gini, pulangnya naik apa?’

‘kadang naik motor sendiri, kadang dijemput sama adek tapi kadang juga dianter sama temen sini pak kalo shiftnya sama. Kalo malam ini dijemput sama adek’ jelasnya

‘gak dijemput pacar?’

‘pacar saya kerja di luar kota pak'

‘oooooo…..’ gumamku sambil manggut-manggut sambil tetap mencoba sandal yang mau aku beli.

‘aku ambil yang ini aja mbak’ kataku kemudian sambil menyerahkan sandal yang aku pilih ke dia.

‘ Cuma beli satu aja pak ??’ tanya dia

‘lhoo…itu kan aku beli dua, kiri satu kanan juga satu. Jadi jumlahnya dua. Iya kan ?’ candaku. dan diapun tertawa.

‘ahhh…bapak bisa aja. Kalau sepatunya gak sekalian pak?’

‘sepatunya besok aja deh, lagian kan tokonya mau tutup. Besok aja aku kesini lagi buat liat-liat sepatunya sekalian ketemu ama mbak lagi’ godaku

‘bener ya pak, besok saya tunggu lho’

‘oh ya…nama mbak sapa ? tanyaku sambil melihat dia

‘saya santi pak’

‘kalo aku budi’ jawabku sambil berjalan ke kasir dan mambayar sandal yang aku beli.

Setelah itu aku pamit sama dia dan kembali ke hotel sambil membawa hasil
belanjaanku malam itu. Setelah jalan beberapa langkah, aku baru sadar kalo belum meminta nomer hp santi. Ahh…gobloknya aku. Tapi mau balik lagi gak enak dan aku liat tokonya juga dah mau ditutup pintu besinya.
Akhirnya malam itu aku dihotel sendiri lagi, buka laptop dan ol ke DS buat ngabsen hehehehehe…

Esoknya setelah urusan kelar, sekitar jam 7 malam aku balik lagi ke toko BATA itu, dan benar aja, santi juga ada disitu (ya iyalah..kan dia kerja disitu). Saat aku masuk toko, langsung disambut oleh santi.

‘selamat malam bapak’ sapa santi masih dengan ramah seperti kemarin malam

‘malam juga santi. Seperti yang aku bilang kemarin. Malam ini aku kesini lagi untuk liat-liat sepatu dan ketemu dengan kamu lagi’ jawabku setengah merayu

‘ahh…santi jadi malu pak’

‘lho…kenapa malu ? biasa aja lagi. Oh ya…jangan panggil pak dong. Kan umur kita juga gak beda jauh. Panggil aja budi’

‘iya mas budi’ jawabnya pendek

‘nahh…gitu kan lebih enak’

‘malam ini masih dijemput sama adek ya?’

‘gak mas…malam ini santi pulang sendiri, karena tadi bawa motor sendiri’

‘wah…malam-malam gini ati-ati cewek naik motor sendirian’

‘udah biasa kok mas, lagian emang gak ada yang nemenin kok mas’

‘aku sih mau nemenin kamu pulang naik motor, tp nanti siapa ya yang nganterin aku ke hotel lagi?’ candaku

‘iya mas. Eh…masih nginap di hotel A pak ?’

‘masih kok. Kenapa ? Mau mampir ?’ harapku

‘ahh..gak enak mas’ katanya kemudian

‘lho…gak enak sama siapa? Aku sendirian kok di hotel. Lagi pula kalo di hotel kan kita bisa ngobrol lebih banyak lagi. Iya kan ?? kataku menyakinkan dia

‘iya juga sih mas…’

‘ya udah…nanti pulang kerja aku tunggu kamu di hotel A ya, aku di kamar 303. Langsung naik saja. Aku di kamar dan gak kemana-mana kok’ kataku cepat, supaya dia gak bisa menolak lagi.

Lalu aku segera pilih sepatu yang pas, krn harganya juga lagi diskon dan segera aku bayar ke kasir dan segera balik ke hotel. Sebelum ke hotel aku ke apotik yang ada di sekitar hotel untuk beli kondom .
Sesampainya di hotel masih jam setengah 9 malam, jadi masih sekitar setengah jam lagi santai baru pulang kerja. Ssegera aku persiapkan semuanya, mulai mandi lagi biar wangi kalo santi datang, lalu pake kaos dan celana pendek tanpa CD. Hihiihihi….

Sambil menunggu santi datang, aku liat tv sambil rebahan di kasur sambil membayangkan apa yang mau dilakukan kalo santi nanti datang. Pokoknya otongku harus merasakan hangatnya memek santi malam ini, krn dah beberapa hari ini gak muntahkan isinya.

Jam 9.15 malam, seseorang mengetuk pintu kamar. Aku berharap itu santi yang datang.
Benar saja, santi berdiri di depan pintu kamar hotelku. Dia sudah berganti baju, gak pake kaos merah BATA nya itu, tp udah pake kaos t-sirt biasa dan celana jeans birunya. Aku persilahkan dia masuk, dan duduk di pinggir tempat tidur, krn kursi yang ada aku letakkan tasku,sehingga dia tidak bisa duduk disitu. Emang dah sengaja di setting begitu. Hihihihi….

‘mau minum apa san? Cuma ada air putih, teh kotak dan pocari aja neh. Harap maklum ya.’

‘pocari aja deh’

‘capek ya san?’ tanyaku sambil menyerahkan pocari kaleng ke dia. ‘silahkan diminum san’ lanjutku

‘iya..makasih mas. Enak ya mas ini, hotelnya bagus, trus bisa chating dan internetan di kamar juga’ sambil melihat ke arah laptopku yang lagi buka mirc.

‘kamu mau online? Silahkan aja dipakai. Gratis kok !’

‘wahhh…mas ini ternyata doyan juga ya situs beginian ?’ katanya kemudian setelah melihat yang ada di laptopku

‘ahh..biasa aja kok san, buat mengisi kekosongan waktu’

Hehehehe…pancinganku berhasil. Karena selain buka mirc, ada window yang lagi buka DS dan saat itu lagi di forum cerita seru dan lagi di forum video amatiran. Kulihat dia sedang melihat preview video yang sedang aku download, lalu aku liat dia juga membaca cerita seru yang ada di DS.

‘kamu juga suka ya san dengan situs beginian ?’

‘Aku sih jarang internetan mas, jadi jarang buka situs beginian’

‘walaupun jarang buka,tapi pernah kan san?’

‘iya sih…pernahlah’

‘Trus ini download film apaan mas ?’ katanya sambi liat previewnya.

‘ahhh…film pendek kok. Kamu pernah kan liat film begituan ?’

‘ya pernah lah mas…kan aku gak kuper-kuper banget’

Asiikkkk…aku bersorak dalam hati, kayaknya malam ini aku bisa mengahangatkan kont0lku neh malam ini. Tanpa terasa kont0lku bereaksi dan mulai bangun sedikit2. Tapi supaya gak ketahuan, maka aku tutupin dengan bantal saja.

‘aku pinjam kamar mandinya ya mas’

‘silahkan san’

Pasti memeknya basah tuh… pikirku. Aku pun menggunakan kesempatan itu untuk membenarkan posisiku juniorku, agak gak terlalu keliatan sama santi. Tak lama kemudian santi keluar dari kamar mandi.

‘kalo mau mandi silahkan san…itu ada handuk satu lagi yang tidak aku pakai’ Tawarku.

‘makasih mas…nanti aja mandi dirumah’

‘ada air panasnya kok san, gak perlu takut kedinginan dan kalo dah mandi kan ntar dirumah gak perlu mandi lagi’ bujukku

‘gak usah mas’ tolaknya sambil dia duduk lagi di pinggir ranjang sambil kembeli meliat laptop yang td posisinya di cerita seru.

‘serius amat san…emang lagi liat apa sih?’ kataku sambil duduk di samping dia agak kebelakang

‘ini lho…cerita yang td’

‘awas san…kalo baca cerita itu, aku gak nangung resikonya lho ya…’candaku

‘ahhh…mas ini bisa saja’ katanya kemudian.

Tapi kalau aku liat santi duduknya sudah agak gelisah..hmmm..udah horny kali dia.
Tapi aku gak baru buru-buru, jadi aku tahan aja. Slowly man…

‘mau liat film yang di download td san ? video pendek seh, tapi ada banyak kok’

‘wahhh…koleksi mas banyak juga ya….’

Akhirnya aku maju sedikit untuk membuka folder tempat penyimpanan file-file videoku.
Akhirnya dibukalah video lokal yang berdurasi sekitar 12 menit. Lumayan hot permainannya, dan kayaknya santi udah horny tuh.

‘san….’ Panggilku pelan

‘hhmmm….’ Gumamnya sambil matanya tidak lepas dr layar laptop

‘serius amat ngeliatnya san… tidak ada jawaban lagi dari santi.

‘saaan….’ Panggilku sambil memegak pundaknya dari belakang dan aku usap-usap pundak sampai lehernya, aku maju lagi duduknya sehingga hampir berhimpitan dengan dia, tapi tetap kujaga agar kontolku yang dah bangun tidak terkena badannya. Kurasakan nafasnya juga mulai memburu, dan aku yakin dia udah terangsang hebat.

‘san…..aku horny lho liat film itu dan lebih horny lagi karena liat kamu disini’ akhirnya aku beranikan memeluk dia dari belakang, aku peluk di sekitar perutnya dan aku atur posisi dudukku agar kont0lku bisa menempel di pantatnya. Dan aku yakin dia merasakan itu, krn aku gak pakai CD. Aku ciumin dari belakang lehernya yang terbuka.

‘oohh….’ Desahnya sambil kepalanya mendongak ke atas. Aku ciumin terus leher samping dan telinganya, sambil tanganku tetap memeluk dan mengusap-usap perutnya dari belakang.

‘oohhh… mass…geli mas…’

Kuciumin terus leher dan telinganya bergantian, tidak ketinggalan tanganku naik ke dadanya dan kuremas-remas pelan toketnya dari luar baju.

‘aaahhh…geli masss…’

Merasa gak nyaman karena masih ada bh nya, maka tangankumasuk ke dalam bajunya dan ke belakang untuk membuka kaitan bh nya. Dan setelah kaitannya lepas, maka segera tangaku kembali menuju ke dadanya lagi untuk meremas-remas toketnya dan memilin putingnya yang dah tegang, tapi masih dengan kaos dan bh yang masih menempel di badannya.

‘aaaahhh…enak mas…’ sambill tanganya ke belakang menuju ke k0nt0lku dan diremas-remasnya dari luar. Akupun merasa keenakan setelah k0ntolku diremas dia. Dan semakin semangat aku mengusap-usap dan memilin putting susunya. Akhirnya aku angkat kaosnya dan aku lepaskan sekalian bh nya. Dan aku balikkan badan santi, sehingga sekarang nampaklah toket yang kenyal dan kencang ada di depanku.

Tanpa menungu lama, mulutku segera mengecup toketnya dan langsung menghisap putingnya. santi tambah keenakan dan desahannya tambah hot saja.

‘Oohhh…sssshhhh….enak masss’

Aku teruskan menghisap dan menggigit-gigit pelan putingnya. Dan nampaknya santi juga tidak mau diam, tangannya masuk ke dalam celana karetku dan langsung menangkap kont0lku yang sudah menegang dan mengeluarkan cairan licin di ujungnya. Di kocok-kocok pelan oleh tangan mungil santi. Enak bangetttt…

Sembari mulutku menghisap tetek santi, tanganku juga tidak tinggal diam, aku elus-elus punggung dan perutnya di sekitar pusar, sampai akhirnya aku lepaskan celana jeansnya. Santi diam saja, malah mengangkat pantatnya sehingga memudahkan ku untuk melepaskan celananya. Sementara celanaku sendiri udah di perolot santi dari tadi. Sehingga posisi sekarang adalah santi hanya mengenakan cd saja, dan aku hanya mengenakan kaos saja,.

‘Oohh…enak banget san kocokan kamu’ racauku setelah lepas dr teteknya.
Kuciumin bibirnya yg tipis itu. hmmm….lembut sekali bibirnya. santi tetap mengocok pelan k0ntolku dan tak lama kemudian dilepaskannya ciumannya dan kepalanya ke bawah. Wahh…kayaknya dia mau karaoke neh.. dan ternyata tebakanku benar, gak lama kemudian kuliat k0ntolku dimasukkan ke mulutnya yang mungil dan kurasakan kehangatan di k0ntolku. Dijilatinya lubang kecilku.

‘aaahhhh…..enak san. Nikmat banget. Oohh…

Mendengar desahannku, santi tambah semangat dalam blow job, dikeluar masukkan k0ntolku ke di mulutnya, dijilatin dan disedotnya lalu di ciumin sampe pangkalnya, dan buah zakarku pun tak luput dari ciuman dan sedotan mulutnya. Jago juga neh anak.

Gak lama kemudian aku merasakan gak kuat lagi neh kalo diteruskan seperti ini, maka aku tarik k0ntolku dari mulutnya, supaya jangan sampe muncrat maksudnya. Tapi santi tetap tidak mau melepaskannya.

‘ohhh…sann….udah san.. nanti aku muncrat lho..’

‘gak pa-pa mas, keluarin aja mas. Santi pengen mas keluar di mulut santti, nanti santi isep waktu keluar. Mau kan mas ?’
akhirnya aku biarkan aja dia teruskan pekerjaannya, sambil aku nikmati kuluman dan sedotannya. Memang enakkkk banget. Dan betul aja…gak lama kemudian aku rasa ada yang mau meledak dari dalam k0ntolku.

‘oohhh…san..aku gak kuat san…. Aku mau keluar…aahh…sssshhhh…’
Mendengar racauanku, santi tambah semangat dan tambah cepat dalammengulum k0ntolku, sehingga akhirnya ‘aaaaahhhhh……santiiii….’
Kutembakkan peluruku didalam mulut santi dan ada sekitar 8 tembakan bersarang disarang. Dan benar saja, ternyata yanti langsung menyedotnya. Uuhhh…ngilu men. Udah muncrat,pake disedot lagi. Akhirnya maniku ditelan abis oleh santi.. dan setelah yakin gak ada mani yang tersisa, yantipun melepaskan k0ntolku yang sudah tidak sekeras tadi.

‘sann…enak banget sedotan kamu, aku jadi kalah neh. Sekarang gantian ya san.. aku akan puasin kamu’ kataku setelah rebahan di ranjang.

‘gak usah mas… sudah malam mas, aku harus pulang…lagipula aku juga lagi dapat tamu kok’ katanya

What?? Tenyata benar…aku liat santi pake pembalut di balik cd nya itu. aku yang tadi dah keburu konak, sampai gak memperhatikan keberadaan pembalut itu. tapi yang penting aku dah bisa menyemprotkan maniku ke mulut dia. Dah ngerasa enak juga kok.

‘wahh..aku gak tau san kalo kamu lagi mens. Tp jujur aja, permainan kamu hot banget. Aku utang ya san sama kamu. Nanti aku akan puasin kamu. Mens kamu selesai kapan san ?’

‘Aku bersih hari senin mas, krn mensnya baru dapat kmrn sih. Makanya td ke kamar mandi buat ganti pembalut mas’

‘wahhh…kalo senin aku dah balik ke palembang san’

‘gak pa-pa kok mas’

‘hhmmm…kalo bulan depan gimana san ? karena aku ke lampung tiap bulan san. Boleh ya san?’ pintaku

‘iya mas..bulan depan liat aja nanti. Kalo mas datang ke lampung, datang aja ke tempat santi ya’

‘pasti san….dan ntar kamu nginep aja ya san sama aku’
‘Ehhh…boleh minta nomer hape kamu gak san ?’

‘Gak usah mas….ntar kalo mas ke lampung lagi, cari aja santi di BATA.’

Akhirnya kita bersih-bersih di kamar mandi. Dan setelah itu aku antar santi ke bawah, krn dia harus pulang. Dan akupun segera kembali ke kamar dengan perasaan bahagia. Dan kondom yang aku beli di apotik di dekat hotel akhirnya tidak jadi terpakai.

Terimakasih ya santi, bulan depan aku akan kembali lagi untuk kamu. Tunggu saja !!
------------------------------
Nantikan kisah selanjutnya, setelah kenalan dengan 2 ABG di lapangan GOR SABURAI Lampung, gak jauh dari hotel juga. saat ini aku siap2 menunggu jadwal balik ke palembang. makanya bisa keluar edisi perdana ini.
edisi berikutnya tunggu aja ya.. !!

Ampun Tante.... ampun....



Usiaku saat ini menginjak 35 tahun, menikah dan telah dikaruniai 2 anak, entah kenapa, sesuatu membuatku teringat akan masa laluku tersebut. Kisahku ini terjadi saat aku berumur 20-an tahun, dan aku ingin menceritakan, tepatnya berbagi cerita mengenai pengalaman hidupku, mungkin bisa menjadi pelajaran bagi pembaca sekalian. yang jelas ini adalah murni ceritaku, bukan cerita orang lain apalagi repost... Haram dah... bener... kalo repost berani samber geledek, (awas jangan deket2, ntar ikut kena samber...!)

Kepada pembaca sekalian, sebelum dan sesudahnya, kami ucapkan terima kasih.

Waktu dan tempat kami persilahkan..... (lah kaya MC agustusan ...?)

jadi... begini ceritanya (kok kaya prolog pelem horror ?) :



--- BAB I. JANGAN NGACENG DULU...

Sebut saja namaku Fandi, selepas masa sekolah SMA,aku ingin melanjutkan kuliah di Perguruan Tinggi, namun apa mau dikata, orangtuaku yang hanya bekerja sebagai karyawan sebuah perusahan BUMN yang tergolong kurang bonafid (sorry Be, bukan nyepelein) membuat keinginanku melanjutkan pendidikankupun sirna. "Jangankan buat elu kuliah Tong, buat makan aja kita musti banyak2 ibadah !", puasa senin-kemis maksudnya !, puasanya senin buka-nya kemis !, hiks....

Akhirnya aku mengambil jalan pintas (bukan jalan tikus, ato gang2 kecil maksudnya) dengan mengikuti kursus komputer yang berada di kotaku, selesai kursus aku mencoba untuk mengadu nasib dengan melamar pekerjaan disebuah perusahaan konsultan keuangan.

Setelah melewati proses seleksi penerimaan karyawan (sampe disuruh2 push up dan berlari2 kecil), akhirnya aku diterima diperusahaan tersebut, dengan syarat aku mau ditempatkan dikota yang ditunjuk oleh perusahaan selama beberapa tahun.

Aku menjadi bimbang, antara mencari kerja ditempat lain atau menerima pekerjaan dengan syarat
ditempatkan diluar kota yang mungkin aku belum pernah menginjaknya, Ditengah kebimbanganku itu, aku menceritakan hal tersebut kepada kedua orangtuaku. akhirnya orang tuaku menganjurkan aku untuk mencobanya, "Kamu coba aja dulu, kalo kamu tidak betah, toh kamu bisa keluar dan mencari lagi !" saran bapakku (ya kalo dapet, emang nyari kerja gampah apah ?).
akhirnya dengan tekad yang setengah bulat (kalo telanjang bulat, ntar dibilang orang gila) aku memberanikan diri untuk menerima pekerjaan tersebut. Akhirnya aku ditempatkan di kota B, yang letaknya jauh dari kota asalku. Aku menceritakan hal ini kepada orang tuaku, dengan antusias mereka mengatakan bahwa dikota ini ada saudara sepupu ibuku, dan kedua orangtuaku menyarankan agar aku sementara tinggal dulu dirumah sepupu ibuku tersebut.

Aku mulanya ragu, bagaimana aku harus tinggal dirumah orang yang aku belum mengenalnya sama sekali ?, Ibu dan Bapak menasehatiku dan berpesan supaya aku pandai "Menitipkan Diri" di rumah yang aku tinggali nanti. akhirnya, aku pada waktu yang telah ditentukan berangkat menuju kota B dengan segudang tanda tanya yang menggelayutiku.... (bukan toket...gelayutan, ntu mah nanti gw ceritain !)

------

Tertegun aku menatap rumah didepanku, bukan serem atau angker, tapi mewah banget, gede, halaman luas ada pohon cemaranya lagi, (tau pohon cemara gak ?, itu.. yang kaya disinetron2 orang kaya, bukan pohon beringin yang dipilem2 horor !, tempat burung kutilang bernyanyi...)

Setelah memencet bel cukup lama, tampak seorang wanita setengah baya berlari tergopoh-gopoh (pasti ngebayangin toketnya gondal-gandul deh, …gak yee... tipis banget tuh dadanya) mendekati pagar pintu yang cukup tinggi dan runcing ujungnya itu, (kaya senjatamya tentara keraton).

"Cari siapa ya ?" kata wanita itu dengan mimik gimanaaa gitu...
Set Dah nih ibu, udah tampangnya cakep enggak, jelek enggak, (serem tapi !), memandangku curiga menatap penuh tanya... (kaya lagunya obbie mesakh, yang sekarang susah cari kasetnya).

"Ibu ada ?" Tanyaku,
"Ibu Siapa ?" Sahutnya lagi, dengan muka yang sok di tegas2in.
"eeeeee..... Bu Mala " kataku pelan dan Ragu.
"Ini Den Fandi ?" tanya ibu itu tegas, namun tidak lugas dan dapat dipercaya, kaya guru lagi nanyain PR kita kalo kita lagi males ngerjain. "Iya Bu " jawabku lirih, sambil menunduk dan melihat kuku tanganku, takut diperiksa kalo ada yg item.

"Masuk Den, Ibu udah nunggu dari tadi " katanya sambil cepat2 membuka gerendel pintu dan cepat2 merubah mimik mukanya yang tadi keliatan seperti suster ngesot menjadi seperti tamara, padahal jauh banget, malah lebih mirip mpok nori.

Perlu diketahui pembaca, biar jelek2 gini aku juga masih ada darah ningrat, di akte kelahiranku,
namaku aja depannya ada huruf R terus dikasih Titik, (artinya Raden bukan Robin temennya Batman), emang masih musim ? pake raden2 segala ?, bangga campur malu sih kalo pas diabsen dan dipanggil Raden, semua menengok ke arah aku, ngarepin, kalo yang nunjuk tangan pake jubah dan diatasnya ada mahkota, dan dipergelangan tangannya minimal ada gelang emaslah barang beberapa gram, gak taunya, yang ngacung gw, udah jelek, kucel, mana tangannya busikan lagi, rada2 nyesel sih mereka nengok, bikin pegel leher aja !. kalo ada yang mau pengen aku jual aja nih, gelar raden aku. he.. he...


Aku mengikuti wanita itu, yang kelak aku tahu bahwa dia adalah satu2nya pembantu dirumah ini, Bi Iyem, begitu ia dipanggil, menginjak usianya yang mendekati 50 tahun, hidup tanpa menikah, menurutnya, ia pernah menikah, tetapi suaminya pergi meninggalkannya karena tidak kunjung dikaruniai anak. Alasan klise, pembenaran terhadap kesalahan, daripada tinggal dikampung bengong dan tanpa ada yang mengurus lebih baik ia kerja di kota sebagai pembantu. lumayanlah, itung2 dapat makan, tidur gratis dan lebaran bisa mudik, desek2an di bis, kali aja nemu jodoh (ngarep !!!), dengan membawa oleh2 buat sanak sodara dikampung.

Dengan tampang udik (katro, ndeso), aku menatap ruangan dalam rumah yang serba mewah itu. "Silahkan duduk Den, tunggu sebentar, ibu baru selesai mandi, Nanti Bibi bilang ke Ibu, Aden sudah datang" kata Bi Iyem sambil mempersilahkan aku duduk di ruang tamu.


Tak lama, seorang wanita datang menghampiriku, "Ini Fandi ?" sahutnya sambil senyum, aku hanya tersenyum dan menganggukkan kepala, "Kamu sudah besar, terakhir kali Tante melihatmu, kamu masih SD kali ya ? " sambil memelukku dan mencium pipiku kiri kanan, (mudah2an gak disomasi dan ditegur kaya tukul). Kaget aku dengan perlakuannya yang ramah ini dan berusaha membalas cipika-cipiki beliau.

Wangi beneeer, abis mandi, parfumnya aja asli import, yang kalo disemprotin dibadan, wanginya baru ilang besok, emang elo yang kalo pake parfum seketemunya, kalo pas lagi nebeng mobil temen, liat pewangi mobil maen semprot2 aja ke badan, yang ada wanginya nyebar seruangan kaya abis disemprot foging nyamuk, mendingan wangi kuburan baru, kembang tujuh rupa.

"Gimana kabar Bapak dan Ibu kamu disana ? " tanyanya, dan semua pertanyaan2 basa basi pun diajukan olehnya, (gak perlu semuanya kan harus diceritain pembaca ?, bisa pegel nih gw ngetik, ini aja udah ngos2an). Setelah kurang lebih beberapa jam kami berbasa basi ria (lama amat sih ? emang ngobrolin apaan aja sech ? cape dech !).
"Kamu Istirahat aja dulu, mungkin kamu capek sehabis perjalanan" kata Tante Mala kemudian, "Bi Iyem udah menyiapkan kamar untuk kamu, Tante sore ini mau senam dulu, nanti pulang sebelum magrib, kalo kamu mau makan, makan aja dulu, nanti kita sama2 makan malam ya ?", lanjut Tanteku, "Iya Tante, saya tadi sudah makan, mungkin mau tidur2an aja dulu" sahutku menjawab.

Sang Tante pun mempersilahkan aku untuk menempati sebuah kamar yang berada paling belakang dilantai atas rumah tersebut, perlu diketahui bahwa kamar dirumah ini semuanya ada 5 dan hampir semuanya berada di lantai atas, hanya satu kamar dibawah untuk pembantu, satu kamar ditempati oleh Tanteku itu dan 2 Kamar lain ditempati oleh anak-anaknya. Aku menempati kamar belakang yang menghadap taman dan kolam renang. Waw, tempat yang strategis. didalam kamar layaknya hotel berbintang, kasur yang empuk dan lebar cukup buat 2 orang, televisi 21", ada Video Tape Playernya lagi. mantaap... (Jaman ntu belom Ada DVDlah, jangankan DVD, VCD aja belom ada!).

Mungkin karena lelah, aku langsung merebahkan badanku dan tertidur lelap....

Jam 7 lewat aku dibangunkan Bi Iyem, "Den.. Den... Bangun Den..." terdengar suara Bi Iyem memanggilku sambil mengetuk2 halus pintu kamarku (bukan gedor2lah... emangnya lagi digerebek di hotel ?), "Sudah ditunggu sama Ibu dibawah untuk makan malam " sahutnya kemudian, "Iya Bi, sebentar lagi saya kebawah, saya mau mandi dulu !" jawabku, berusaha untuk bangun, berjalan dan membuka pintu. Aku pun langsung mandi dengan menggunakan Kamar mandi yang letaknya didepan kamarku, juga merupakan kamar mandi yang sering dipakai oleh anak2 dikeluarga ini, sedangkan Tante Mala menggunakan kamar mandi yang berada didalam kamar beliau.
Selesai mandi, aku menuju ke ruang keluarga dan ruang makan dan disana telah menunggu 4 orang yang kesemuanya perempuan dan cantik2, salah satunya adalah Tante Mala, dan aku lalu dikenalkan oleh Tante Mala kepada ketiga putrinya. "Fandi, ini anak2 Tante, kmu mungkin belum mengenal mereka semua, karena memang mungkin dulu sekali waktu kalian masih kecil2 tante masih suka mengajak anak2 tante berkunjung ke keluarga, tp karena mereka sudah besar, susah sekali mengajak mereka" tutur Tanteku. "Om Mirza kebetulan sedang diluar kota, mungkin baru minggu ini om kamu kembali, jadi beginilah disini, kalo om kamu tidak ada, ya tidak ada lelaki dirumah ini " sahutnya kemudian.

Tante Mala, merupakan sepupu ibuku, satu kakek, lain ibu lain ayah (ya namanya juga sepupu, kalo satu ibu satu bapak, sodara sekandung lah), menikah diusia 18 tahun, diumurnya yang mendekati 38 tahun, dikaruniai 3 orang anak, semuanya putri dan cantik2 seperti ibunya, yang tertua Moza 20 thn, yang kedua Mita 18 tahun dan si bontot.... Mumun (lah kok, jauh amat ? mumun, ky nama tukang pecel ?) bukan deng, yg bontot namana Maya, masih SMA 17 Tahun.

Om Mirza, suami Tante Mala, berusia 48 tahun, selisih 10 tahun dengan Tanteku, orangnya ganteng, dengan kumis tebal yang makin membuatnya tampak wibawa, sebagai pengusaha kontraktor pekerjaan sipil yang cukup sukses dengan proyek2 pemerintah. Karena kesibukannya, bisa dibilang ia jarang dirumah, kadang pergi pagi - pulang malam, kadang pergi malam - pulang pagi, kadang pergi lama, bisa 1 sampe 2 bulanan - baru pulang, kadang nganggur dirumah lamaaa - gak pergi2 (kalo lagi gak ada proyek), tapi dia gak pernah sih yang namanya pergi tiga kali puasa, tiga kali lebaran (ntu mah bang Toyib!).

Dalam usianya yang menginjak paruh baya, Tante Mala tidak menampilkan sosok sebagai wanita yang keibuan (kaya ibu2 maksudnya), malah ia lebih nampak sebagai wanita feminin, dengan dandanan yang lebih nampak sebagai wanita gedongan kebanyakan, emangnya emak kite, baru umur 40 taon aja udah kaya umur gocap, boro2 buat beli lipstick, buat beli beras aja udah susah, sukur2 ada uang lebih belanja, kembalian mecin, bisa beli pupur buat bedak, Penampilan Tante Mala memang jauh menggambarkan dari umur sebenarnya. Tepat ditengah ruang keluarga dipajang foto keluarga mereka berlima, Sang Ayah duduk dibangku dan berdiri dibelakangnya 4 wanita cantik layaknya dewa yang dikelilingi oleh 4 bidadari, dan yang mengherankan aku, Tante Mala nampak seperti kakak dari putri2nya, cantik beneeer.

Mungkin untuk menjaga kebugaran dan biar keliatan selalu awet muda, tante Mala rajin merawat tubuhnya, ikutan senam seminggu 2-3 kali, ke Spa seminggu sekali, ke salon semau dia, belum lagi berenang yang tinggal nyebur, yang jelas, uang ada semua ada. Emangnya kita, boro2 ke salon, buat nyukur aja (potong rambut) selama masih ada temen yang bisa nyukur, ya kita manfaatin, dengan modal gunting ma kaca spion bekas, trus nyari tempat yang adem, ya jadi lah kita nyukur, duit buat nyukur lumayan kan bisa beli udud setengah bungkus, Ada kembalian duit logam 2 ratus perak, pas bener buat iseng nyabutin jenggot sambil sesekali besiul godain cewek yang lewat !.

Duh cantik2 bener mereka, sambil mengenalkan diri aku memandang mereka satu persatu, sudah ibunya cantik bapaknya cakep dan ganteng, kaya, yaa pantaslah mereka seperti ini, jadi iri, hehehe.... menunduk malu, yaa maklumlah, tampang gw pan pas2an.. masih untung idup, boro2 berani naksir cewek, masih sukur waktu godain cewek, mereka cuma melengos aja, coba kalo diludahin.. ancurrrr dah, maklumlah, aku kan gini2 juga masih keturanan indo, Indo Jerman, Ibu Jereng Bapak Preman.... hehehe...

Akhirnya suasana pun menjadi akrab, pembicaraan demi pembicaraan mengalir dengan lancar, karena mereka jauh lebih muda dari aku, mereka memanggilku dengan panggilan "Aa" yang artinya kakak. Kaya Aa Gym gituh .. hehehe.. Selama makan malam, banyak pembicaraan yang terjadi, dan aku berusaha untuk mendalami mereka satu persatu (mendalami maksudnya disini artinya memahami karakter dan sifat mereka, bukan mendalami yang itu !!!).

(Seriusin ah ceritanya.....)



Tante Mala, lama-lama kalo kuperhatikan, wajah mirip seperti wajah artis Vina Panduwinata, dengan alis tebal, hidung yang bangir mancung, bibir tipis sensual, pipi halus, rambut panjang sebahu lebih sedikit, ikal bergelombang, tinggi sekitar 158 cm, dengan payudara yang cukup besar menurutku, mungkin dengan lingkar dada 36 dan bercup C, karena dengan mengenakan baju senam, dengan belahan dada yang cukup rendah, selain mengambarkan lekuk tubuhnya yang membuat setiap mata lelaki melotot dan seakan tak mau lepas memandangnya.
Pabrik susu didadanya, layaknya seperti mau tumpah. putih, ranum, dan tampak masih kencang untuk wanita seusianya, dengan mengenakan Bra yang terlihat kokoh melindungi, namun seakan tidak muat menampung seluruh Isinya, bikin jantung deg.. deg.. serrr..... Dan yang lebih membuat pikiranku merantau keawang-awang adalah bentuk pinggul dan pantat beliau, begitu indah, dengan pinggang kecil dan pantat bulat penuh, songgeng seperti bebek seakan mengajak setiap lelaki untuk mengikuti dari belakang kemanapun dia pergi.



Moza, diusianya yang baru menginjak 20 tahun, kuliah tingkat tiga di sebuah PTS ternama, tampak seperti gadis dewasa dengan tubuh tinggi semampai, sekitar 168cm (kayaknya aku kalah tinggi deh, aku cuma 163 cm, maklum lah.. kurang gizi ma keturunan yang kurang bagus .. hiks), tubuh sintal padat, semok, bohay, kenceng deh... mirip seperti sang ibu dengan bentuk payudara yang indah dan menantang.
Dengan wajah yang melankolis, alis tebal, bentuk mata yang bulat dengan sorot mata jernih, dan dilengkapi dengan bibirnya yang tipis merekah, dengan lisptick tipis membuat wajahnya semakin tampak menarik, dengan rambut panjang sedada, bulu2 halus menjalari seluruh tubuhnya terutama dibagian lengan dan kakinya, tampak eksotis, membuat cowok-cowok ingin mendekatinya dan memacarinya dengan segala cara. yang bikin lengkap adalah bentuk pantatnya yang mengikuti jejak sang ibu, duh.. pusing deh...
apalagi ketika melihat dia dengan celana pendek ketat. bawaannya yang kalem, lembut, penuh kedewasaan, orang tak akan menyangka kalo dia masih berumur 20 tahun, orang pasti akan menyangka dia berumur 24 ato 25 tahun.



Mita, Mahasiswi tingkat pertama sebuah kampus pariwisata terkenal, dengan potongan rambut pendek seleher, muka berbentuk oval, hidungnya yang bangir bulat, bibirnya tipis agak lebar seperti penyanyi rosa memperlihatkan sifatnya yang murah senyum, periang, seperti layaknya anak mahasiswi seusianya. tinggi 160cm, dengan berat yang lumayan menurutku, namun jelas memperlihatkan kemontokan dan kemolekan tubuhnya, ditambah lagi dengan gaya berpakaian yang tampak super cuek, kuliah dengan menggunakan baju seragam yang cukup tipis dengan rok lebih dari 10cm diatas lutut, seperti dianjurkan kampus, dan sering tanpa menggunakan kaos dalam, jelas mengundang mata cowok2 untuk lebih menyelami isi dada dari cewek ini, cekakak-cekikik ditelpon merupakan kegiatan rutin sehari-harinya.



Maya, si bungsu yang masih kelas 3 SMA, layaknya anak2 ABG, selalu ingin tahu bagaimana rasanya menjadi cewek dewasa, dengan rambut panjang namun sering diikat, mata bening yang selalu kelihatan malu2 apabila bertatapan dengan cowok. Untuk cewek seumuran dia mungkin kelihatan bongsor, dengan tinggi yang hampir menyamai kakaknya, 160 cm kurasa, namun dengan badan yang cukup ramping, kalo dilihat dari belakang mungkin orang akan menyangka dia adalah seorang wanita dewasa, dan herannya dia memiliki payudara yang menurutku besar, lebih dari ukuran normal untuk anak2 seusianya, namun wajahnyalah yang tidak bisa menipu, kepolosannya memperlihatkan bahwa dia masih ingusan diperlihatkan dengan tingkahnya yang tidak bisa diam dan kadang kecentilan....

malam itu, mungkin karena keasyikan ngobrol, tak terasa waktu telah menunjukkan pukul 9 malam, Mita dan Mona, undur diri terlebih dahulu, karena mereka besok harus berangkat kesekolah pagi, berangkat dari rumah jam 6 lewat, sedangkan sang kakak dan Ibu masih menemaniku ngobrol sambil menonton televisi di ruang keluarga, tak lama kemudian Tante Mala meninggalkan kami berdua, Aku dan Moza.

"Fan, tante tinggal dulu ya, mau mandi dulu nih, tadi abis senam keringetan, jadi badan tante lengket, kamu terusin aja ngobrol dengan Moza, tapi jangan terlalu malam, kan besok kamu sudah mulai kerja dan Moza juga harus kuliah " kata beliau kepadaku, "Iya, Tan mungkin saya sebentar lagi, maklum Tan, tadi siang tidur, jadi belum ngantuk nih !" sahutku, "Iya mah, lagian Moza juga besok kuliah siang, nanti kalo dah ngantuk juga Moza tidur" menimpali Moza, "Ya udah kalo gitu, Mamah duluan" berkata Tante Mala.

Akhirnya tinggallah kami berdua, mengobrol sana-sini ngalor ngidul, nyerempet soal kuliah, sampai soal pacar, Moza mengaku padaku bahwa saat ini ada mahasiswa seniornya yang PDKT kepadanya, ia masih mikir-mikir, karena saat ini ia masih terikat oleh pacarnya semasa dari sekolah SMA dulu, dan pacarnya itu sedang melanjutkan kuliahnya di Luar Negeri. Antara kesepian karena merindukan sang kekasih nun jauh disana dan keinginan untuk berpacaran normal seperti teman2nya yang lain, yang diapelin malem minggu. duh enak juga ngobrol ma adik sepupuku ini, (ya ujung2nya mah sepupulah, kan gw ma dia masih sodaraan... Week !)

"Kalo Aa sendiri gimana ? Kasian dong pacarnya disana sendirian, aa kerja disini" sambil cengar-cengir dia menanyakan soal itu padaku, "Duh ini dia yang gw takutin.. nyampe juga nih pertanyaan ke gw !, nyesel gw pake nanya2 pacar segala ke dia" gerutuku dalam hati, tapi bukan Fandi namanya kalo gak bisa jawab soal ginian, "Ya gitu deh Moz, palingan juga kalo kangen ditahan2 aja, kalo udah kangen banget palingan Aa telp dia, terus kalo udah kangen berat, pas kebetulan punya duit, ya Aa baliklah pulang dulu.. ! hehehehe... " jawabku sekenanya...padahal boro2 gw punya cewek, cewek darimana pula ?, mana ada yang mau ma gw, udah muka gak ada bagus2nya, badan pendek, kecil, jauh deh dari idaman, paling banter cuman dapetin cewek pembantu tetangga gw yang suka gw isengin kalo lagi pas buang sampah, ntu juga sambil pura2 kerja bakti, dan pura2 gak sengaja nyikut toket tuh pembokat... huakakakak....

Akhirnya moza rupanya juga gak tahan, tak lama kemudian ia pamit padaku untuk masuk ke kamarnya, aku menggangguk kepadanya dan berkata "ya udah kalo kamu dah ngantuk, Aa nanti aja sebentar lagi, belum ngantuk nih, gara2 tadi siang tidur, orang biasanya gak pernah tidur siang". tak sengaja mataku mengikuti langkah Moza menjauhiku, lekuk tubuhnya jelas terbayang dengan T-Shirt putih tipis dan celana pendek hawaiinya, bentuk kakinya yang jenjang seolah terus membayangi mataku. Duh seandainya aku punya cewek seperti dia.. gak akan deh gw sia-siain, kalo perlu gw kacain biar gak kena debu... sayang ah..ntar kalo pas nikah, kalo bisa, tamu-tamu gak gw kasih salaman. takut kotor.... xixixixixi....

Beberapa saat kemudian, bete juga aku sendirian nonton televisi di ruang ini, ah mendingan aku terusin aja nonton dikamar, mulanya memang aku sejak semula ingin menonton televisi dikamar, tapi aku kemudian berpikir, jangan2 mereka semua terganggu akibat berisik suara televisi dikamarku, akhirnya kumatikan juga televisi diruang keluarga.

Dengan pelan (tapi pasti) aku melangkah menuju ke kamarku, menapaki anak tangga, lampu koridor nampak redup, hanya lampu2 kecil saja yang dinyalakan, lampu kristal ditengah ruangan sudah dimatikan, hingga hanya cahaya temaram saja yang menyinari seluruh ruangan. Selesai Melewati Tangga, beberapa langkah di depan sebelah kanan adalah kamar Tanteku, 'Loh kok kamarnya tidak ditutup ?', aku berjalan pelan melewati kamar tidur Tanteku itu, berat rasanya agar kepalaku tidak menoleh kedalam ruangan itu, berusaha untuk melawan kehendak untuk tidak mengarahkan mataku, namun apa daya, ada sesuatu yang mengarahkan kepala dan mataku, keinginan yang lebih kuat.

Ada celah kurang lebih 15 cm yang antara daun pintu dan kusen pintu, namun itu cukup membuatku dapat melihat setengah dari isi kamar, kulihat Tanteku tergolek di tempat tidurnya dengan kepala mengarah ke pintu, dan kaki diujung sana, dengan daster putih, tampak tertidur pulas, ah... mungkin beliau kecapekan, kulihat tv masih menyala dengan suara pelan. uhh.. aku terdiam sesaat dan tertegun menatap tonjolan dadanya dengan belahan yang tampak terlihat jelas menggunung.


duh.. jadi bangun nih si dede, gak tahan aku melihat pemandangan seperti itu, dan mungkin juga agak takut aku, khawatir ada yang melihat aku berdiri di depan kamar Tanteku, ntar disangka mau ngapain lagi ? akhirnya aku kembali berjalan, menuju ke kamarku, kulihat kedua kamar sebelah kanan kiriku lampunya telah padam, mungkin mereka telah tertidur pulas. Segera aku merebahkan diri di ranjangku, entah mengapa bayangan Tanteku terus menempel di otakku, gak mau pergi... dan celakanya si otong gak bisa diajak kompromi, malah berdiri terus, otakku jadi ngeres... duh masa hari pertama gw musti coli (masturbasi/ngeloco) sih ? bisa2 besok pagi gw loyo...bisa kacau nih kerja hari pertama...



berusaha aku melupakan semua bayangan2 kotor tersebut .. sampai akhirnya tertidur pulas....


---
Gw juga capek nih... besok lagi ya gw terusin ...?!
pokoknya mudah2an gw sambung lagi deh....
kalo banyak koment bagus... gw sambung.. namanya juga baru belajar nulis...
Ok Teman, kita sambung lagi minggu depan, pada hari dan jam yang sama...
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

"Bagaimana Mengubah Modal Rp 350.000,- Menjadi Penghasilan Rutin Rp 75 Juta/Bulan dari Bisnis Sederhana di Internet?" info lengkap Klik disini!

E-book Download "Tehnik Arab-Sudan Untuk Memperbesar Penis + Menambah Ereksi KERAS & KUAT + ML Tahan Lama" klik disini untuk download atau klik webnya disini!

"Anda Dapat Bertambah Tinggi 2 cm s/d 10 cm Dalam Waktu 4 Bulan" Caranya? download ebooknya disini atau Klik disini!

Download Ebook "SOLUSI SOAL CINTA: BUATLAH WANITA JATUH CINTA KEPADA ANDA, Cara Memikat Wanita Idaman" klik disini untuk download atau klik webnya disini

Mata Lelaki